Setiap orang yang suka jual beli
barang atau pun makanan pasti pernah mendengar kata penglaris, Anda mungkin salah satunya. Sebenarnya apa sih penglaris
itu? Yang saya tahu, penglaris adalah pelanggan pertama dari suatu usaha
seseorang baik itu membeli atau menjual pada setiap harinya. Budaya pedagang di
kita biasanya selalu mengutamakan penglaris. Dalam keadaan menjadi konsumen,
saya pernah beberapa kali menjadi penglaris. Selalu ada persamaan setiap kali
saya menjadi penglaris.
Dalam hal jual beli, kegiatan tawar
menawar adalah hal yang biasa. Saya sebagai seorang laki-laki kerap tidak
pandai dalam melakukan penawaran terhadap barang yang akan saya beli. Berbeda
dengan perempuan yang biasanya sangat pandai dalam melakukan tawar menawar
ketika akan membeli barang yang diinginkannya. Namun, ketika posisi saya
kebetulan sedang menjadi pelanggan pertama, saya hanya melakukan beberapa kali
tawar menawar terhadap barang yang saya inginkan dengan harga yang menurut saya
pantas untuk barang tersebut, pedagang itu tidak ngotot untuk mempertahankan
harga yang diberikan mereka. Biasanya mereka bilang “baiklah untuk penglaris
saya kasih saja”.
Menjual pun sama seperti itu.
Pernah saya menjual telepon genggam ke counter telepon genggam yang kebetulan juga waktu itu saya adalah
pelanggan pertamanya. Waktu itu saya memberikan harga telepon genggam sesuai keinginan saya
namun masih dalam harga pasaran waktu itu, hanya terjadi beberapa kali
penawaran, harga yang saya ajukan hanya turun sedikit sekali. Lagi-lagi mereka
bilang “baiklah untuk penglaris tidak apa-apa".
Jadi apa sebenarnya penglaris
itu? Menurut saya mungkin penglaris itu adalah awal mula dagangan mereka
akan laris manis pada hari tersebut apabila mereka mendapatkan penglaris
sehingga mereka (para pedagang) selalu tidak mau ambil pusing dengan pelanggan
pertamanya. Bagaimana menurut pendapat Anda?
Namun, apa pun itu artinya, saya
dapat menarik “keuntungan” atas keadaan tersebut. Jadi apabila saya ingin
membeli barang dari toko yang memperbolehkan saya untuk melakukan tawar menawar,
saya harus datang paling awal untuk menjadi pelanggan pertama sehingga harga
lebih memihak kepada saya - begitu pun ketika saya ingin menjual barang. Mungkin
ini bisa menjadi tips bagi Anda juga.
Untuk para pedagang, tetap
pertahankan budaya ini sehingga saya bisa membeli atau menjual barang dengan
harga yang pas menurut saya. Namun, saya ingatkan jangan pernah berdagang
dengan memakai jimat penglaris atau lainnya yang berhubungan dengan mistis
(musyrik). Karena apa pun usaha Anda, tidak ada yang sukses secara instan
melainkan harus menempuh proses terlebih dahulu kecuali Anda anak orang kaya.
Foto kredit: Finca Nueva Berlin
No comments:
Post a Comment