Saturday, April 14, 2012

Antara Musik Indie dan Mainstream di Indonesia

Antara Musik Indie dan Mainstream di Indonesia


Saya bukanlah pengamat musik atau ahli dalam bidang ini, namun saya memiliki unek-unek antara musik indie dan mainstream di Indonesia. Menurut sudut pandang saya, saya sangat prihatin dengan trend perkembangan musik di Indonesia saat ini. Trend musik di Indonesia tak ayal layaknya anak layangan atau biasa disebut alay, yakni dimana ketika salah satu band/penyanyi mengangkat satu aliran tertentu dan direspon dengan baik oleh pasar (baca: masyarakat), maka band/penyanyi lain akan mengikutinya (walaupun band/penyanyi ini sebenarnya tidak menyukai aliran tersebut). Mereka adalah band/penyanyi yang dinaungi oleh industri musik besar/major label atau biasa disebut juga dengan mainstream. Seperti ketika boomingnya musik/lagu yang beraliran pop melayu, maka negeri ini seperti hanya memiliki satu selera musik saja yaitu pop melayu atau yang sedang marak sekarang adalah boys and girls band. Pada dasarnya hal itu syah-syah saja karena memang seperti itulah cara berbisnis yang menguntungkan. Namun, kebanyakan masyarakat (baca: pasar) akhirnya kesulitan dalam mendapatkan referensi musik yang beragam. 

Lain hal dengan musik indie, mereka lebih mengutamakan idealisme. Mereka lebih mementingkan kepuasan batin dalam bermusik. Mereka lebih memilih menikmati aliran bermusik yang benar-benar memang mereka sukai dan bukan karena tuntutan pasar, sehingga keuntungan atau kepuasan materi menjadi prioritas kedua atau ketiga dan seterusnya bagi mereka. Akan tetapi tidak jarang juga musik indie ini sebenarnya lebih tenar ketimbang musik mainstream seperti The Sigit yang memiliki fans base di Australia dan juga di Amerika. Namun di Indonesia musik indie kalah bersaing dengan mainstream, bukan karena faktor mainstream lebih baik daripada indie, akan tetapi dari segi faktor promosi (menurut saya).

Seperti yang telah dijelaskan di atas, di Indonesia musik indie kalah bersaing dengan musik mainstream dikarenakan faktor promosi. Mainstream dinaungi oleh industri musik besar sehingga faktor promosi pun sungguh sangatlah mudah karena mereka memiliki banyak dana untuk melakukannya. Lain hal dengan musik indie, mereka melakukan promosi sendiri sehingga dana yang dimiliki tidak sebesar mainstream.

Namun dengan semakin mudahnya mengakses internet khususnya di Indonesia sekarang ini, diharapkan para pelaku musik indie dapat memanfaatkan fasilitas yang jangkauannya tidak terbatas ini. Mereka bisa membuat blog gratis atau selalu aktif di social network seperti facebook, twitter, myspace, google plus, orkut dan lain-lain. Semoga musik indie di Indonesia bisa semakin berkembang!!

Share This

No comments:

Post a Comment

Designed By Seo Blogger Templates- Published By Gooyaabi Templates