Tuesday, July 10, 2012

Cara Pintas Mengukur Celana

Cara Pintas Mengukur Celana

Celana merupakan salah satu kebutuhan sandang utama bagi manusia baik itu pria mau pun wanita. Karena selain untuk menutup aurat, seseorang jika tidak memakai celana pasti dianggap orang gila – kebayang jika semua orang tidak memakai celana, apa jadinya dunia ini? hehe ... 

Manusia tidak seperti hewan yang tidak membutuhkan celana/pakaian karena kita (manusia) memiliki akal dan pikiran. Dan karena memiliki akal serta pikiran tersebut, manusia menciptakan celana kedalam berbagai jenis bentuk dan bahan. Ada celana katun, jeans, legging dan masih banyak lagi. Manusia yang menciptakan celana atau menjualnya disebut produsen, sedangkan yang senang membelinya disebut konsumen.

Mengapa produsen menciptakan berbagai macam jenis bahan dan bentuk celana? Karena konsumen memiliki selera yang berbeda-beda dan memiliki daya beli yang berbeda-beda. Sebagai contoh ada yang hanya suka celana jeans saja, ada yang hanya suka celana katun saja, dan ada yang suka celana mahal saja karena terlalu banyak uang atau gengsi, serta ada yang hanya suka beli celana murah saja karena tidak memiliki banyak uang atau karena tidak suka hidup boros, dll.

Bagi yang suka beli celana murah atau menengah kebawah, entah itu memang karena tidak memiliki banyak uang, banyak uang tapi tidak suka boros, atau karena hal lainnya. Mereka pasti pernah beli celana di tempat pakaian yang tidak wah/megah seperti di toko-toko besar atau department store dan atau yang sejenisnya. Kalau di Jakarta mungkin seperti Tanah Abang, sedangkan kalau di Bandung seperti Pasar Baru atau Gedebage.

Saya termasuk orang yang suka beli celana di tempat-tempat yang tidak mewah. Menurut saya, membeli celana di tempat-tempat seperti Tanah Abang atau Pasar Baru, bahan serta bentuknya jika kita pintar memilih, maka hasilnya jika kita pakai bisa seperti celana yang dibeli dari toko-toko mewah. Selain itu, membeli di tempat-tempat tersebut, menurut saya lebih seru karena disana kita pasti akan lebih berinteraksi dengan pedagangnya daripada di toko-toko mewah. Tidak lain tidak bukan karena harga barangnya tidak dibandrol alias harga tawar-menawar. Walau pun saya bukan orang yang pintar menawar celana/barang agar harga bisa benar-benar sangat miring, tetapi jika beli celana di tempat-tempat seperti itu, pasti melakukan tawar-menawar juga. Ini sangat berbeda jika kita beli di toko celana/pakaian besar yang biasanya pasti memakai harga bandrol alias tidak bisa ditawar (harga pas).

Namun, memang ada kelebihan dan kekurangan pada kedua tempat pakaian yang besar/mewah dengan yang biasa-biasa saja. Akan tetapi, disini saya hanya akan membahas satu persoalan saja. Jika kita beli di toko mewah, sudah pasti ada ruangan untuk konsumennya agar bisa mencoba dulu celananya apakah pas atau tidak (kamar pas). Sedangkan di tempat yang biasa-biasa saja biasanya tidak ada kamar pas, nah Anda kalau beli celana di tempat seperti  ini bagaimana cara mengukur pinggangnya biar pas?

Sudah tentu nomor pinggang Anda menjadi acuannya, namun biasanya jika beli ditempat seperti itu, nomor pinggang yang biasanya kita gunakan pas belum tentu sama. Nomor pinggang saya biasanya 31, tapi jika saya beli di tempat seperti Pasar Baru atau Gede Bage kadang no 30 atau 32 yang pas dipinggang saya. Bagaimana saya mengukur celana ditempat yang tidak ada kamar pasnya? Saya mengukurnya dengan tangan saya. Ya, hal ini sangat berguna bagi orang yang suka beli celana ditempat yang tidak memiliki kamar pasnya.

Bagi laki-laki: Anda bisa memasukan tangan kanan Anda dengan cara ditekukkan kedalam celana bagian pinggang (celana dalam keadaan dikancing) dengan mengepalkan tangan Anda. Jika ujung kepalannya pas mengenai ujung celana dalam pinggangnya, maka ukuran celana tersebut pas dengan pinggang Anda. Contohnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

Mengukur celana pria
Bagi perempuan kurang lebih sama saja caranya seperti laki-laki, hanya saja ujung tangannya tidak dikepalkan melainkan dibuka seperti kita mau tos dengan orang lain. Mengapa berbeda, menurut saya mungkin karena pinggang perempuan biasanya tidak rata seperti laki-laki alias memiliki lengkungan. Contohnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

Mengukur celana wanita
Jika Anda baru tahu cara ini dan ingin mempraktekkannya, coba dulu pada celana Anda dirumah sebelum mempraktekkannya di lokasi para pedagang pakaian. Oke, selamat mencoba!
Share This

No comments:

Post a Comment

Designed By Seo Blogger Templates- Published By Gooyaabi Templates