Monday, November 26, 2012

Cita-Cita Menjadi Petani, Kenapa Nggak?

Cita-Cita Menjadi Petani, Kenapa Nggak?

Jika ada anak kecil disekeliling Anda, baik itu anak Anda atau pun anak tetangga yang benar-benar masih kecil atau sudah duduk dibangku SMP atau SMA, cobalah tanyakan apakah cita-cita hidup mereka (baca: pekerjaan/profesi). Rata-rata pasti mereka menjawab ingin menjadi dokter, arsitek, insinyur, profesor, artis, dan lain sebagainya yang kelihatannya pekerjaan/profesi tersebut dianggap “wah” buat mereka. Apakah ada yang menjawab menjadi petani sebagai cita-cita mereka? Saya kira tidak ada, jikalau ada mungkin 1:1.000.000 anak yang bercita-cita untuk menjadi petani.

Faktor pertama adalah mungkin karena mereka melihat para petani itu pekerjaannya “kotor” karena setiap harinya berurusan dengan tanah atau lumpur, beda dengan profesi yang mereka anggap wah diawal paragraf yakni selalu berpakaian rapi, berdasi dan sebagainya. Faktor kedua bisa karena mereka tidak tahu bahwa petani sebenarnya merupakan profesi yang sangat mulia serta bisa saja penghasilannya jauh diatas profesi-profesi wah tadi. Faktor ketiga bisa dari orang tua mereka sendiri yang notabene sebagai petani, mereka tidak ingin kalau anaknya ikut-ikutan menjadi petani karena mereka anggap hidupnya susah, terlalu cape dan kotor tadi serta ada faktor “gengsi”. 
Membajak sawah
Begitupun dengan saya sendiri sewaktu saya masih remaja, saya tidak pernah bermimpi atau bercita-cita ingin menjadi seorang petani. Ya, itu tadi karena tidak mau kotor-kotoran dan orang tua pun khususnya ibu saya menginginkan saya untuk menjadi pegawai kantoran berdasi dan agar tidak kotor-kotoran. Alhasil setelah selesai kuliah, saya pun bekerja sebagai pegawai disalah satu Bank BUMN Indonesia. Namun, karena memang sebenarnya saya dari dulu bercita-cita ingin menjadi pengusaha (walaupun waktu itu belum tahu harus menjadi pengusaha apa?), saya pun mengundurkan diri sebagai pegawai bank karena jiwa saya inginnya menjadi pengusaha (saya takut jadinya saya tidak bisa bekerja di perusahaan itu dengan maksimal karena sudah tidak ingin bekerja pada orang lain). 

Orang tua saya khususnya dan orang lain yang ada disekeliling saya pada umumnya kaget akan keputusan saya tersebut. Saya menjelaskannya dengan pelan-pelan dan akhirnya mereka mengerti apa keinginan saya. Alhasil saya pun mencoba peruntungan melalui dunia internet yakni sebagai internet marketing dan mencoba meneruskan (belajar) bertani jamur tiram milik orang tua. Walaupun saat ini usaha saya belum sukses, namun saya merasa senang karena melakukan apa yang saya inginkan. Dan karena itu pula, Alhamdulillah saya masih bisa membiayai kebutuhan hidup saya walaupun masih kecil (belum sebesar waktu bekerja di bank), saya terus memotivasi diri sendiri – semangat, semangat, semangat!! :)

Singkat cerita, belum lama ini saya diajak teman saya untuk mengikuti pelatihan pertanian dari Dinas Pertanian di daerah saya. Waktu itu saya bersedia ikut, jujur saya ikut karena katanya setelah selesai pelatihan, para peserta akan dikasih materi (uang). Saya pun ikut pelatihan tersebut karena niat mendapatkan uang tersebut, beginilah nasib pengusaha yang belum sukses, ada peluang apa saja yang bisa menghasilkan rupiah, pasti saya lakukan asalkan halal, hehe.
Petani cantik
Akan tetapi, yang tadinya hanya berniat mendapatkan rupiahnya saja dengan menjadi peserta pelatihan, saya mulai tertarik dengan materi pelatihan yang diberikan oleh dinas pertanian setempat. Materi yang diberikan sangat bagus juga menjadi pencerahan bahwa menjadi petani itu ternyata profesi yang sangat mulia dan menjadikan saya bercita-cita ingin menjadi petani – bukan menjadi petani karena terpaksa. 

Waduh, sepertinya udah terlalu kepanjangan nih saya menulis. Jika penasaran mengapa saya bilang petani itu merupakan profesi yang mulia dan mengapa saya menjadi bercita-cita juga untuk menjadi seorang petani, terus kunjungi blog ini ya gan, nanti saya lanjut dipostingan berikutnya.

Foto kredit:
Share This

No comments:

Post a Comment

Designed By Seo Blogger Templates- Published By Gooyaabi Templates