Wednesday, July 3, 2013

Fenomena Perbaikan Jalan di Indonesia Mengkhawatirkan!

Fenomena Perbaikan Jalan di Indonesia Mengkhawatirkan!

Jalan Oh jalan! Kapan jalanan di Indonesia bisa sepi dari kemacetan? Padahal jalan sebagai salah satu infrastruktur utama yang bisa memajukan ekonomi bangsa. Namun, begitu adanya, jalanan kita sepertinya tidak akan pernah terbebas dari kemacetan jika pemerintah kita tidak membuat terobosan yang sangat “wah” untuk mengatasi masalah ini.

Saat ini kurang lebih 1,5 bulan lagi lebaran tiba, dimana-mana di negeri kita tercinta Indonesia ini jalan sedang ramai diperbaiki dengan tujuan agar bisa memberikan kenyamanan bagi para pemudik kita nantinya. Apa? Kenyamanan? Anda sebagai pelaku mudik apakah merasa nyaman tiap kali Anda mudik setiap tahunnya walaupun jalanan sudah diperbaiki? Atau maksud saya apakah jalanan selalu sudah selesai diperbaiki ketika musim mudik tiba? Coba ingat-ingat!

Perbaikan jalan oh perbaikan jalan! Mengapa perbaikan jalan selalu dilaksanakan mepet menjelang hari lebaran? Ya, apakah Anda sadar jika perbaikan jalan di Indonesia selalu dilaksanakan mepet menjelang hari lebaran? Mengapa demikian?

Dari segi positifnya ya untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna jalan yang akan mudik dikarenakan tradisi masyarakat kita yang selalu mudik dikala lebaran tiba. Lihat saja disekitar Anda saat ini, pasti perbaikan jalan sedang marak dilakukan terlebih jika Anda berada dijalur padat arus mudik seperti pantura. Apakah Anda yakin jalanan akan rampung tepat pada waktunya yakni sebelum lebaran tiba semisal H-5?

Saya melakukan browsing perihal apakah akan rampung tepat pada waktunya perbaikan jalan kita saat ini? Dan salah satunya saya menemukan bahwa Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto menyatakan, pekerjaan perbaikan jalan tidak akan selesai sebelum lebaran (sumber: tempo.co, 5 Juni 2013). Menteri PU sudah menyatakan begitu, lantas bisakah kenyamanan para pemudik tercapai?

Masih pada sumber yang sama, Djoko Kirmanto menjanjikan tidak akan ada kegiatan PU yang mengganggu pengguna jalan secara signifikan pada saat menjelang dan setelah lebaran. Ya, saya yakin tidak akan ada kegiatan PU yang mengganggu pengguna jalan pada saat menjelang dan setelah lebaran karena para pekerja tersebut perlu mendapatkan libur untuk mudik juga. Tetapi kalau jalan belum rampung dan kegiatan PU berhenti, apakah pengguna jalan tidak akan terganggu? Saya yakin pasti terganggu karena biasanya jalan yang belum rampung mengakibatkan lebar jalan menjadi sempit sehingga kapasitas kendaraan yang melaju pada jalan tersebut menjadi kecil ditambah penggunanya yang pasti padat ketika musim mudik – tentunya kemacetan luar biasa menjadi hal yang lumrah kita alami.

Oke, kembali kepada pertanyaan diawal-awal paragraf? Mengapa perbaikan jalan di Indonesia selalu dilakukan mepet menjelang hari raya Idul Fitri (lebaran)? Mengapa tidak dilakukan semisal 6 bulan sebelum lebaran dan diselesaikan semisal 2-1 bulan menjelang lebaran? Apakah dikarenakan takut jika dilakukan dalam jangka waktu tersebut jalanan rusak lagi ketika musim lebaran tiba pada waktunya? Ataukah takut terhadap hal lainnya??

Jika memang tidak dilakukan dalam jangka waktu semisal 6 bulan sebelumnya dikarenakan takut jalan akan rusak lagi ketika lebaran tiba, sebegitu jeleknya-kah kondisi jalanan kita yakni ketahanannya tidak kuat mencapai 6 bulan? Dan jika memang ketahanannya memang jelek, apakah perbaikannya dilakukan tidak maksimal semisal seharusnya menggunakan 10 ton aspal tapi yang digunakan hanya 5 ton atau bebasnya kendaraan angkutan berat yang melebihi kapasitas muatan yang dianjurkan berjalan terus dijalanan kita? Entahlah ...??

Ataukah perbaikan jalan selalu dilakukan mepet menjelang lebaran dikarenakan kepentingan lainnya? Indonesia yang mayoritas beragama Islam mengenal dengan budaya Tunjangan Hari Raya (THR) dimana biasanya sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan swasta atau pun negeri untuk memberikan THR kepada para karyawannya menjelang lebaran tiba (uang lebih diluar gaji). Jadi, mungkinkah perbaikan jalan dilakukan mepet menjelang lebaran tiba dikarenakan agar bisa mendapatkan THR? Karena jika selesai jauh-jauh hari sebelum lebaran para pelaku yang terkait dengan perbaikan jalan tidak akan mendapatkan uang lebih yakni THR tersebut? Entahlah ...??

Entahlah, hal-hal tersebut diatas hanyalah asumsi saya belaka, jadi kebenarannya masih bisa diragukan. Yang pasti saya berharap kepada pemerintah khususnya bagian PU agar kalau bisa perbaikan jalan bisa dilakukan jauh-jauh hari sebelum lebaran sehingga para pemudik benar-benar tidak terganggu dengan kondisi jalannan yang belum selesai diperbaiki. Juga karena biasanya jalanan menjelang lebaran atau puasa sebetulnya tingkat kepadatannya sudah merangkak naik, sehingga kemacetan yang sudah lumrah menjadi bertambah parah karena adanya perbaikan jalan. Padahal setahu saya apabila jauh-jauh hari dari menjelang puasa atau lebaran, jalanan tidaklah sepadat pada waktu tersebut sehingga kemacetan luar biasa agaknya bisa sedikit diminimalisasi.

Harapan saya lainnya adalah, semoga PU tidak memperbaiki jalan hanya sekedar jalannya saja, tetapi perbaikan sistem drainase pun perlu diperbaiki. Tidak jarang saya melihat jalanan diperbaiki sedemikian rupa tetapi sistem drainase diabaikan, padahal sistem drainase ini merupakan hal teramat penting demi ketahanan jalanan. Jika sistem drainase tidak diperbaiki, maka otomatis jalan akan cepat rusak kembali tergerus oleh air. Ataukah memang sengaja juga drainasenya tidak diperbaiki agar jalan cepat rusak sehingga anggaran perbaikan jalan pun cepat turun kembali? Entahlah ...??

Entahlah ... Entahlah ... Entahlah ...

Foto Kredit: The Broken Road
Share This

No comments:

Post a Comment

Designed By Seo Blogger Templates- Published By Gooyaabi Templates