Jalan Oh jalan! Kapan jalanan di
Indonesia bisa sepi dari kemacetan? Padahal jalan sebagai salah satu infrastruktur
utama yang bisa memajukan ekonomi bangsa. Namun, begitu adanya, jalanan kita
sepertinya tidak akan pernah terbebas dari kemacetan jika pemerintah kita tidak
membuat terobosan yang sangat “wah” untuk mengatasi masalah ini.
Saat ini kurang lebih 1,5 bulan
lagi lebaran tiba, dimana-mana di negeri kita tercinta Indonesia ini jalan
sedang ramai diperbaiki dengan tujuan agar bisa memberikan kenyamanan bagi para
pemudik kita nantinya. Apa? Kenyamanan? Anda sebagai pelaku mudik apakah merasa
nyaman tiap kali Anda mudik setiap tahunnya walaupun jalanan sudah diperbaiki?
Atau maksud saya apakah jalanan selalu sudah selesai diperbaiki ketika musim
mudik tiba? Coba ingat-ingat!
Perbaikan jalan oh perbaikan
jalan! Mengapa perbaikan jalan selalu dilaksanakan mepet menjelang hari
lebaran? Ya, apakah Anda sadar jika perbaikan jalan di Indonesia selalu
dilaksanakan mepet menjelang hari lebaran? Mengapa demikian?
Dari segi positifnya ya untuk
memberikan kenyamanan bagi para pengguna jalan yang akan mudik dikarenakan
tradisi masyarakat kita yang selalu mudik dikala lebaran tiba. Lihat saja
disekitar Anda saat ini, pasti perbaikan jalan sedang marak dilakukan terlebih
jika Anda berada dijalur padat arus mudik seperti pantura. Apakah Anda yakin
jalanan akan rampung tepat pada waktunya yakni sebelum lebaran tiba semisal
H-5?
Saya melakukan browsing perihal
apakah akan rampung tepat pada waktunya perbaikan jalan kita saat ini? Dan
salah satunya saya menemukan bahwa Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto
menyatakan, pekerjaan perbaikan jalan
tidak akan selesai sebelum lebaran (sumber: tempo.co,
5 Juni 2013). Menteri PU sudah menyatakan begitu, lantas bisakah kenyamanan
para pemudik tercapai?
Masih pada sumber yang sama,
Djoko Kirmanto menjanjikan tidak akan ada kegiatan PU yang mengganggu pengguna
jalan secara signifikan pada saat menjelang dan setelah lebaran. Ya, saya yakin
tidak akan ada kegiatan PU yang mengganggu pengguna jalan pada saat menjelang
dan setelah lebaran karena para pekerja tersebut perlu mendapatkan libur untuk
mudik juga. Tetapi kalau jalan belum rampung dan kegiatan PU berhenti, apakah
pengguna jalan tidak akan terganggu? Saya yakin pasti terganggu karena biasanya
jalan yang belum rampung mengakibatkan lebar jalan menjadi sempit sehingga
kapasitas kendaraan yang melaju pada jalan tersebut menjadi kecil ditambah
penggunanya yang pasti padat ketika musim mudik – tentunya kemacetan luar biasa
menjadi hal yang lumrah kita alami.
Oke, kembali kepada pertanyaan
diawal-awal paragraf? Mengapa perbaikan jalan di Indonesia selalu dilakukan
mepet menjelang hari raya Idul Fitri (lebaran)? Mengapa tidak dilakukan semisal
6 bulan sebelum lebaran dan diselesaikan semisal 2-1 bulan menjelang lebaran?
Apakah dikarenakan takut jika dilakukan dalam jangka waktu tersebut jalanan
rusak lagi ketika musim lebaran tiba pada waktunya? Ataukah takut terhadap hal lainnya??
Jika memang tidak dilakukan dalam
jangka waktu semisal 6 bulan sebelumnya dikarenakan takut jalan akan rusak lagi
ketika lebaran tiba, sebegitu jeleknya-kah kondisi jalanan kita yakni
ketahanannya tidak kuat mencapai 6 bulan? Dan jika memang ketahanannya memang
jelek, apakah perbaikannya dilakukan tidak maksimal semisal seharusnya
menggunakan 10 ton aspal tapi yang digunakan hanya 5 ton atau bebasnya
kendaraan angkutan berat yang melebihi kapasitas muatan yang dianjurkan
berjalan terus dijalanan kita? Entahlah ...??
Ataukah perbaikan jalan selalu
dilakukan mepet menjelang lebaran dikarenakan kepentingan lainnya? Indonesia
yang mayoritas beragama Islam mengenal dengan budaya Tunjangan Hari Raya (THR)
dimana biasanya sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan swasta atau pun negeri
untuk memberikan THR kepada para karyawannya menjelang lebaran tiba (uang lebih
diluar gaji). Jadi, mungkinkah perbaikan jalan dilakukan mepet menjelang
lebaran tiba dikarenakan agar bisa mendapatkan THR? Karena jika selesai
jauh-jauh hari sebelum lebaran para pelaku yang terkait dengan perbaikan jalan
tidak akan mendapatkan uang lebih yakni THR tersebut? Entahlah ...??
Entahlah, hal-hal tersebut diatas
hanyalah asumsi saya belaka, jadi kebenarannya masih bisa diragukan. Yang pasti
saya berharap kepada pemerintah khususnya bagian PU agar kalau bisa perbaikan
jalan bisa dilakukan jauh-jauh hari sebelum lebaran sehingga para pemudik
benar-benar tidak terganggu dengan kondisi jalannan yang belum selesai
diperbaiki. Juga karena biasanya jalanan menjelang lebaran atau puasa
sebetulnya tingkat kepadatannya sudah merangkak naik, sehingga kemacetan yang
sudah lumrah menjadi bertambah parah karena adanya perbaikan jalan. Padahal
setahu saya apabila jauh-jauh hari dari menjelang puasa atau lebaran, jalanan
tidaklah sepadat pada waktu tersebut sehingga kemacetan luar biasa agaknya bisa
sedikit diminimalisasi.
Harapan saya lainnya adalah,
semoga PU tidak memperbaiki jalan hanya sekedar jalannya saja, tetapi perbaikan
sistem drainase pun perlu diperbaiki. Tidak jarang saya melihat jalanan
diperbaiki sedemikian rupa tetapi sistem drainase diabaikan, padahal sistem
drainase ini merupakan hal teramat penting demi ketahanan jalanan. Jika sistem
drainase tidak diperbaiki, maka otomatis jalan akan cepat rusak kembali
tergerus oleh air. Ataukah memang sengaja juga drainasenya tidak diperbaiki
agar jalan cepat rusak sehingga anggaran perbaikan jalan pun cepat turun
kembali? Entahlah ...??
Entahlah ... Entahlah ...
Entahlah ...
No comments:
Post a Comment