Sunday, May 20, 2012

Pengalaman Backpacker Ke Gunung Bromo, Jawa Timur (Part 1)

Pengalaman Backpacker Ke Gunung Bromo, Jawa Timur (Part 1)


Waktu itu adalah tahun 2008, dimana saya dan teman-teman saya masih kuliah kalau tidak salah semester 4 atau 5 saya lupa lagi. Karena kondisi keuangan yang tipis namun hobi kami adalah travelling dan waktu itu kami ingin pergi ke gunung, maka waktu itu kami memutuskan untuk pergi ke Bunung Bromo, Jawa Timur dengan uang yang pas-pas-an alias perjalanan backpacker.

Kami terdiri atas 6 orang (saya, Roy, Tahu, Eka, Andre dan Tulus) berangkat dari bandung sekitar pukul 07.00. Kami memilih kereta api tipe ekonomi tujuan stasiun yang ada di Surabaya (saya lupa nama stasiunnya). Kereta api tipe ekonomi kami pilih pada waktu itu dikarenakan harganya yang super murah, bayangkan saja waktu itu jurusan Bandung-Surabaya hanya Rp 40.000 saja.

Kami pun berangkat dengan posisi 3-3 saling berhadapan di tempat duduk. Penumpang kereta api penuh sampai ada yang berdiri namun tidak sesak. Kami pun bercengkrama dan saling mengobrol di dalam kereta api. Dari stasiun ke stasiun kami lewati dan penumpang pun mulai penuh dan sesak. Kami tetap saja duduk waktu itu padahal ada ibu-ibu yang berdiri,kami tidak memberi tempat duduk ke ibu tersebut karena kami memang berhak duduk karena memiliki tiket dan juga dikarenakan perjalanan yang sangat jauh jadi kami putuskan untuk terus duduk sambil menjaga kondisi agar tidak terlalu cape diperjalanan (maafin kami ya bu,hehe).

Semakin lama kereta api semakin penuh dan sesak ditambah dengan banyaknya pedagang asongan yang berlalu-lalang. Bau keringat pun menjadi pengawi/parfum di kereta api ekonomi tersebut. Banyak sekali jenis makanan yang dijajakan oleh pedagang asongan seperti minuman manis yang dibungkus plastik seadanya, nasi bungkus dengan lauk ayam goreng yang dibulat-bulatkan seharga Rp 3.000 saja namun cukup untuk mengganjal perut, pecel, barang-barang elektronik, dll. Selain itu ada juga yang menjual jasa seperti jasa semprotan pewangi ruangan dengan cara menyemprotkan pengawi tersebut ke bawah tempat duduk kita lalu menyodorkan tangan untuk meminta imbalan atas jasanya tersebut - tips: jika tidak ada uang kecil, ketika melihat jasa penyemprot wangi datang mau menghampiri kita, langsung lambaikan tangan dengan isyarat menolak, maka dia pun tidak akan menyemprotkan pewanginya dikolong tempat duduk kita.

Selain itu, banyak juga pengamen yang keluar masuk setiap kali ganti stasiun dan selalu kita kasih uang kecil (receh) karena persediaan uang kecil kami waktu itu cukup banyak. Pernah sekali ada pengamen yang tidak kami kasih uang karena uang kecil kami sudah habis, lalu mereka berhenti sejenak dan bertanya dengan tatapan marah:
Pengamen: "kalau hp punya kan".
Kita: "punya bang".
Sejenak kami bertatap-tatapan, untung tidak terjadi apa-apa, mereka pun pergi. Tips naik kereta ekonomi kalau tujuannya jauh adalah: siapkan uang kecil (receh) sebanyak-banyaknya, dan kalau ada pengamen kasih jangan banyak-banyak, Rp 200 sudah cukup karena akan ada banyak lagi pengamen selanjutnya.

Perjalanan terus berlalu dan siang pun akhirnya tiba. Kami tidur untuk menjaga kondisi tubuh namun saling bergantian demi keamanan. Kami makan pagi-siang-malam di kereta api melalui pedagang asongan dan menu favorit kami waktu itu adalah nasi bungkus dengan daging ayam dibikin bulat (2 bulatan) karena cukup kenyang dan murah tentunya,mengapa murah? Karena kalau tidak salah sibulatan ayam tersebut dagingnya hanya sedikit namun lapisan terigunya yang banyak.

Mungkin Anda bertanya kita makan pagi-siang-malam di kereta terus, mengapa? Ya, dikarenakan perjalanan menggunakan kereta api ekonomi sangat lambat dan kereta ini sering mengalah dengan kereta api jenis bisnis dan eksekutif. Apabila terdapat satu jalur rel kereta yang dipakai untuk dua arah saling berlawanan. Maka otomatis kereta api ekonomilah yang mengalah, kita harus menunggu tipe bisnis atau eksekutif untuk melalui jalur tersebut, baru tipe ekonomi bisa jalan (biasanya tipe ekonomi harus menunggu selama kurang lebih 15 menit). 

Maka dengan laju kereta yang lambat (untuk ukuran kereta api) dan jarak yang jauh, kita pun akhirnya sampai di salah satu stasiun yang ada di Surabaya, Jawa Timur sekitar pukul 02.00. Kurang lebih 19 jam perjalanan, benar-benar perjalanan yang sangat melelahkan, bokong kami pun terasa panas dan pegal sekali rasanya. Namun syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keselamatan dalam perjalanan kereta api ekonomi tersebut.

Bersambung kesini
Foto kredit: Lubbuk_Lingau_9084
Share This

2 comments:

  1. harianlahat.com - kunjungan balik nhie friend . .. .

    jd ingat saya jg dulu pernah ksini. waktu kuliah juga. view paling bagus dari pos pengamatan jam sekitar 4 pagi lho g" salah. keren banget wkatu itu. pengen lg ksana . . .

    ReplyDelete
    Replies
    1. thank you bro kunjungan baliknya..

      yoi, sy juga pengen kesana lg, tp pengen ke tetangganya (Gunung Semeru).

      Delete

Designed By Seo Blogger Templates- Published By Gooyaabi Templates